Rabu, 16 November 2016

Proses dan tahapan konseling keluarga

Proses dan tahapan konseling keluarga

Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena di tentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah kliennya lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga amat beragam dan bersifat emosional dan konselor harus melibatkan diri dalam dinamika konseling keluarga.
Berdasarkan kenyataan ada lima jenis relasi atau hubungan dalam konseling keluarga yaitu :
1.    Relasi seorang klien dengan konselor.
2.    Relasi satu klien dengan klien lain.
3.    Relasi konselor dengan sebagian kelompok anggota keluarga.
4.    Relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga.
5.    Relasi antar sebagian kelompok dengan sebagian kelompok anggota lain, misalnya ibu memihak anak-anak laki-laki dan ayah memihak anak perempuan.
Konselor yang profesional mempuyai karakteristik yaitu:
1.    Ilmu konseling dan ilmu lain, yang berkaitan dan berwawasan
2.    Ketrampilan konseling
3.    Kepribadian konselor yang terbuka menerima dan cerita.
Secara proses konseling berjalan menurut tahapan berikut :

A.    Pengebangan Rapport
Hubungan konseling pada tahap awal seharusnya di upayakan pengembangan rapport merupakan suatu hubungan konseling yang akbar,jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan diri klien. Hal ini dapat dilakukan jika konselor memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. Uapaya itu ditentukn oleh aspek-aspek diri konselor yakni :
1.    Kontak mata
2.    Perilaku non verbal (perilaku attending, bersahabat/akrab, hangat, luwes, keramahan, senyum, menerima, jujur/asli, penuh perhatian dan terbuka)
3.    Bahasa lisan/verbal ( sapaan sesuai dengan teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum dan bahasa lisan yang halus.
Tujuan suasana menciptak rappot dalam hubungan konseling adalah agar suasana konseling itu meruakan suasana yang memberikan keberanian kepercayaan diri klien untuk menyampaikan isi hati dan bahkan rahasia batinya kepada konselor.

B.    Pengembangan apresiasi emosional
Anggota keluarga yang sedang mengikuti konseling keluarga jika semua terlibat akan terjadi interaksi dinamik diantara mereka serta keinginan untuk memecah masalah mereka. Pada saat ini masing-masing anggota keluarga yang tainya dalam keadaan terganggu komunikasi atau bahkan dalam keadaan sakit, mulai terlihat berinteraksi diantar mereka dan dengan konselor. Mereka mampu menghargai perasaan masing-masing dan dengan keinginan agar masalah yang mereka hadapi dapat mereka seslesaikan dihapan konselor. Hal yang menggembirakan itu adalah karena kemampuan teknik penguasaan ilmu, serta kepribadian yang handal dari konselor. Ada dua teknik konseling keluarga yang efektif yaitu sculpting dan role playing. Kedua tiknik ini memberikan peluang bagi peryataan-pernyatan emosi terteka dan penghargaan terhadap luapan emosi anggota keluarga .

C.    Pengembangan alternatif modus
Aplikasi perilaku tersebut dilakukan melalui praktek di rumah. Mungkin konselor memberi suatu daftar prilaku baru yang akan di praktikan satu minggu, kemudian melaporkan sesi konseling keluarga berikut. Tugas tersebut juga di sebut home assignment (pekerjaan rumah). Proses konseling dapat terhambat terhambat kelancarannyakarena faktortata ruang. Ruang konseling yang kecil, sumpek, dan tidak menarik akan mengurngi kelancaran interpersonal setting dan suasana keintiman di antara anggota kelarga. Dengan bunga, peralatan yang menarik, cat didnding yang serasi dan peralan suara, rekaman suara dan vidio.
Meja konseling sebaiknya di meja tamu yang santai, dan tidak seperti meja dokter. Kedekatan antar konselor dengan klien lebih kurang 75% cm. Penggunaan rekaman suara juga bisa menghambat jalannya konseling, karena konselor merekam tanpa izin klien sehingga sehingga timbul keraguan kalau-kalau rahasianya terbuka. Juga ketidak percayaan klien terhadap konselor, hal mana amat penting dalam proses konseling.

D.    Fase membina Hubungan Keluarga
Fase ini amat penting dalam konseling dan keberhasilan tujuan konseling secara efektik di tentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina hubungan konseling. Di sampng itu,sikap konselor amat penting selain teknik konseling. Sikap-sikap yang penting dari konselor adalah :
1.    Acceptante, yaitu menerima klien secara iklas tanpa mempertimbangkan jenis kelamin, derajat, kekayaan, dan perbedaan agama.
2.    Unconditional positive regart, artinya menghargai klien tanpa syarat , menerima klien apa adanya ,tanpa di campuri sikap menilai, mengejek,mengkritik.
3.    Understanding yaitu konselor dapat memahami keadaan klien sebagaimana adanya.
4.    Genuine yaitu bahwa konselor itu asli dan jujur dengan dirinya sendiri, wajar dalam perbuatan dan ucapan.
5.    Empati artinya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh klien.

E.    Memperlancar tindakan positif
Fase-fase ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1.    Eksplorasi, mengeksplorasi dan menelusuri masalah, menetapkan konseling, menetapkan rencana strategis, mengumpulkan fakta, mengungkapkan perasaan-perasaan klien yang lebih dalam, mengajarkan ketrampilan baru konsolidasi, menjelajah alternatif-alternatif,  mengungkapkan perasaan-perasaan, melatih skill yang baru.
2.    Pereencanaan, mengembangkan rencana kien sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, mengurangi perasaan-perasaan yang menyedihkan/menyakitkan, terus mengkonsolidasi skill baru atau perilaku baru untuk mencapai aktivitas diri klien.
3.    Penutup, mengevaluasi hasil konseling, menutup hubungan konseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar