Rabu, 16 November 2016

Mengatasi Malas Belajar



Mengatasi Malas Belajar
Rasa malas belajar bukanlah satu masalah baru bagi para pelajar. Meski pun anda (pelajar) dan orangtua telah mencari solusi untuk mengatasi rasa malas belajar tetapi solusi yang diterapkan tidak pernah memberikan manfaat yang besar untuk kehidupan anda. Rasa malas itu sudah berurat akar di dalam darah anda. Akhirnya anda hanya menikmati prestasi kecil saat-saat masa sekolah.
Bukan rahasia umum lagi, kalau ingin menjadi orang sukses haruslah memiliki sikap disiplin yang tinggi. Di mana tidak ada sedikit pun sifat malas dalam diri kita. Apakah itu malas belajar, malas membaca, malas berolah raga dan malas-malas lainya. Ketika rasa malas sudah kita beri ruang di dalam diri kita, maka tamatlah sudah. Kita akan diperdaya oleh rasa malas itu sendiri. Penyebab umum malas belajar :
Coba jawab dulu pertanyaan ini. Kenapa anda malas belajar? Pasti ada yang menajwab “belajar itu membosankan, tidak mengerti pelajaran, lebih baik saya membaca komik, main game online dan menonton TV.” Ini adalah jawaban yang sering  diungkapkan oleh setiap pelajar bila ditanya kenapa mereka malas belajar.
Tetapi kalau kita lihat dari kaca mata pikiran, penyebab anda malas belajar adalah tidak adanya tujuan yang spesifik dan jelas dari mata pelajaran yang anda pelajari. Ini umum di kalangan para pelajar. Mengapa? Karena para pelajar tidak pernah diajarkan bagaimana pentingnya sebuah tujuan dan bagaimana cara membuat tujuan yang benar dalam belajar.
Ketika masuk kelas, umumnya anda langsung membuka tas dan mengambil buku pelajaran dan guru langsung mengajarkan materi pelajaran yang sedang dibahas sesuai kurikulum sekolah atau pemerintah. Tanpa ada perintah atau arahan untuk menulis tujuan dalam belajar. Berikut saya sampaikan beberapa rahasia untuk mengatasi malas belajar :
1.      Tujuan tertulis
Mungkin anda bertanya, mengapa tujuan? Benar sekali. Tujuan memberi pengaruh yang sangat besar kepada diri kita saat ingin mencapai sesuatu. Apakah itu nilai, aplikasi dari belajar atau ikut olimpiade misalnya. Pernahkah anda melakukan satu turnamen olah raga seperti sepak bola atau bola basket. Anda begitu bersemangat untuk menjadi pemenang. Anda memberikan yang terbaik dari diri anda di turnamen tersebut. Apa lagi anda mendapatkan dukungan dari teman-teman dan tim chair leaders yang  cantik-cantik dari kelas atau sekolah anda.
Jawabanya yang pasti adalah, karena anda memiliki tujuan. Yaitu menang di setiap pertandingan yang anda mainkan. Tujuan anda begitu kuat sehingga, anda tidak merasa lelah sedikit pun ketika sedang bertanding. Anda begitu menikmati setiap detik dari pertandingan yang sedang dimainkan.

Itulah kuatnya pengaruh dari tujuan yang jelas dan spesifik. Ketika anda memiliki satu tujuan yang jelas dan spesifik maka secara tidak sadar pikiran anda akan memfokuskan energinya untuk mencapai tujuan tersebut. Bila tidak, maka pikiran tidak akan bersedia membantu anda mencapai tujuan anda. Sifat alami dari pikiran bawah sadar adalah mencari kenikmatan dan menghindari kesengsaraan. Ketika anda tidak membuat tujuan yang jelas, maka pikiran bawah sadar akan menilai bahwa yang anda lakukan tidak memberikan kenikmatan tetapi memberikan kesengsaraan. Meski pun anda (secara sadar) tahu bahwa, yang anda kerjakan adalah hal yang sangat penting. Yang bila anda berhasil melakukanya maka pikiran anda akan mendapatkan keuntungan yang besar. Apakah itu nilai yang baik, pujian dari teman-teman dan guru bahkan kejutan yang tidak bisa anda duga-duga dari orangtua anda. Sayangnya pikiran bawah sadar anda tidak menilai hal yang sama seperti yang anda pikirkan (sadar).
Jadi, sebelum belajar atau akan belajar, anda harus membuat tujuan yang jelas dan tertulis. Untuk membuat tujuan, anda harus membuat tujuan setiap bab mata pelajaran yang akan dipelajari di kelas. Anda perlu menulis apa yang anda ingin ketahui dan untuk apa anda mengetahui isi dari bab yang akan dipelajari. Selain itu, anda juga harus membuat tujuan berapa nilai yang ingin anda dapatkan setiap mata pelajaran di akhir semester.
2.      Prioritas Belajar
Anda perlu membuat prioritas dalam belajar. Apakah anda memberikan sedikit waktu atau lebih untuk mempelajari satu materi tertentu, mengerjakan tugas serta belajar untuk materi yang akan diajarkan esok hari. Ini sangat penting. Bila anda tidak bisa membuat prioritas belajar, maka anda akan keteteran dalam belajar, baik di sekolah atau pun di rumah. Dengan membuat dan memberikan prioritas pada pelajaran yang anda kurang kuasai, anda akan semakin mudah mengerti materi yang sedang anda prioritaskan untuk kuasai. Bertanya kepada teman atau guru akan lebih membantu anda. Tidak pernah malu bertanya apalagi di dalam kelas. Meski pun anda disoraki oleh teman-teman anda karena memberikan pertanyaan yang sudah dijelaskan oleh guru tetapi anda belum mengerti. Maka tanyakan saja, karena dengan begitu akan membuat pikiran anda lebih lama mengingat pertanyaan yang and ajukan.
Dalam prioritas belajar, anda juga harus belajar mengatur diri anda untuk mengatur diri. Anda harus menyesuaikan dengan diri dan kemampuan anda. Apakah anda harus belajar di pagi hari, menyelesaikan semua tugas rumah setelah pulang sekolah atau di malam hari. Tipsnya, jangan pernah belajar di atas jam 9 malam, karena akan membuat anda mudah untuk tertidur. Lebih baik anda lebih cepat belajar. Pikiran dan tubuh anda lebih bisa diajak untuk bekerja sama daripada di malam hari.
3.      Posisi Belajar
Meski pun terasa kurang masuk akal, tetapi ini akan sangat mempengaruhi anda dalam mood (emosi) belajar. Bila anda belajar sambil tidur-tiduran maka lambat laun anda pasti akan tertidur. Akan sangat sulit untuk menahan diri untuk tidak tidur. Bila anda belajar sambil tiduran maka secara psikologis, tubuh akan mengartikan bahwa anda tidak siap dan serius untuk belajar. Tubuh anda akan merespon bahwa buku atau pelajaran yang anda sedang pelajari tidak terlalu penting untuk dipelajari. Kembali ke sifat pikiran bawah sadar, pikiran akan mengartikan bahwa belajar adalah kegiatan yang menyiksa dan membosankan. Lebih baik untuk tidur. Pernah mengalamu hal seperti ini? Saya juga pernah mengalaminya.
Saran saya adalah belajarlah di atas meja belajar dengan pencahayaan yang cukup. Supaya anda dapat menjaga konsentrasi dan mood dalam belajar.
4.      Tindakan
Ini adalah pembungkus dari semua uraian di atas. Bila hanya melakukan langkah pertama sampai ke empat, anda tidak akan bisa mengatasi rasa malas di dalam diri anda. Cara untuk mengatasi rasa malas adalah dengan melakukan langkah kecil.
Bila anda melakukan tindakan, meski pun itu tindakan yang sangat kecil. Bila terus dilakukan secara terus menerus maka, perlahan tapi pasti anda akan memiliki kebiasaan untuk belajar dan disiplin yang baik. Dengan begitu, anda bisa mengatasi kebiasaan malas belajar dalam diri anda.
Ingatlah prinsip ini “Semakin banyak anda bertindak, semakin cepat anda mendapatkan kebiasaan baru yang anda sedang bentuk dan prioritaskan.”

TAHAPAN STRES

TAHAPAN STRES

Gejala-gejala setres pada diri seseorang sering kali tidak di sadari karena perjalanan awal tahap stres timbul secara lambat, dan baru di rasakan bilamana tahap gejala sudah lanjut dan menggangu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert j. Van amberg (1979) dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut ;
Stres tahap I
Tahapan stres ini merupakan tahapan setres yang paling ringan dan biasanya di setarai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
1.      Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
2.      Penglihatan tajam tidak sebagai mana biasanya.
3.      Merasa mampu menyesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa di sadari cadangan energi di habiskan (all out) di sertai rasa gugup yang berlebihan pula.
4.      Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat namun tanpa di sadari cadangan energi semakin menipis.
Stres tahap II
Dalam tahap ini yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang di sebabkan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang seringdi kemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :
1.      Merasa letih sewaktu bangun pagi,yang seharusnya merasa segar
2.      Merasa mudah lelah sesudah makan siang
3.      Lekas mersa capai menjelang di sore hari
4.      Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman
5.      Detak jantung lebih keras dari biasanya
6.      Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
7.      Tidak bisa santai.
Stres tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana yang di uraikan pada stres tahap II maka yang bersangkutan akan menunjukan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu :

a)      Gangguann usus dan lambung semakin nyata.
b)      Ketegangan otot semakin merasa
c)      Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
d)     Gangguan pola tidur (insomnia)
e)      Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan mau pingsan )
Pada tahapan ini seseorang susah harus berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh terapi atau bisa juga beban stres hendaknya di kurangi dan tubuh hendaknya memperoleh istirahat guna menambah suplai energi yang mengalami devisit.
Stres tahapa IV
Tidak jarang ketika seseorang memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahapan III oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak di temukan kelainan-kelainan pada organ tubuhnya. Bila ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat maka gejala tahap stres akan muncul:
a)      Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit
b)      Aktivitas pekerjaannya yang semula menyenangkan dan mudah di selesaikan menjadi membosankan dan jadi terasa lebih sore.
c)      Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai
d)     Ketidak mampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
e)      Gangguan tidur di sertai mimpi yang menegangkan
f)       Sering menolak ajakan karena tidak semangat dan kegairahan
g)      Timbuh persaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat di jelaskan apa penyebabnya
Stres tahap V
Bila keadaan berjanjut maka seseorang akan jatuh ke stres tahap V yang di tandai sengan hal-hal berikut ;
a)      Kelelahan fisik dan mental semakin mendalam
b)      Ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
c)      Gangguan sistem pencernaan semakin berat
d)     Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat mudah binggung dan panik.


Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks,seseorang mengalamami serangan panik dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang kali di bawa ke UGD bahkan ke ICCU meskipun pada akhirnya di pulangkan karena tidak di temukan kelainan-kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI adalah :
1.      Debaran jangtung terasa keras
2.      Susah bernapas
3.      Sekujur badan terasa gemetar dingin dan keringat bercucuran
4.      Ketidak adaanya tenaga untuk hal-hal yang ringan
5.      Pingsan atau koleps

Bila di kaji maka keluha atau gejala-gejala sebagai mana di gambarkan di atas lebih di dominasikan oleh keluhan-keluhan fisik yang di sebabkan oleh gangguan faal organ tubuh sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

Ciri-ciri dan gejala skizofrenia

Ciri-ciri dan gejala skizofrenia
Mengenal Skizofrenia
Skizofrenia adalah penyakit gangguan yang disebabkan kemampuan menilai realita penurunan fungsi peran, peningkatanneurotransmitter dopamin di otak sehingga menimbulkan gejala-gejala perilaku yang menyimpang, gangguan mendengar suara meskipun tidak ada sumber suara yang terdengar, gangguan pikiran yang berupa keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak wajar, dan kejanggalan lainnya.
Gangguan jiwa ini biasanya dialami usia dewasa, karena usia tersebut manusia telah memiliki kelompok lingkungan yang membuatnya nyaman. Kenyamanan inilah yang dipertanyakan, jika persepsi kenyamanan salah diartikan tak jarang gangguan mental lambat laun akan timbul.
Pencegahan Skizofrenia
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan beberapa cara, yaitu menggunakan obat-obatan dan pendekatan secara psikologis, sosial, dan spiritual.
Untuk mencegah penyakit gangguan jiwa skizofrenia ada caranya, sebaiknya dilakukan pencegahan mulai usia remaja. Jangan membiarkan remaja memisahkan diri dari lingkungannya termasuk keluarga dan teman-temannya, biarkan mereka bermain sesuka hati asal ada batasannya.Mewaspadai penurunan kinerja otak remaja yang akan membuatnya terjangkit penyakit ini di usia dewasa, usahakan remaja memiliki jam tidur malam dan jangan biarkan insomnia terjadi, dan kenali sejak dini emosi remaja.
Gejala Skizofrenia
Tanda dan gejala yang dialami oleh seorang skizofrenia biasanya dihubungkan dengan penyakit mental lainnya. Pada dasarnya skizofrenia memiliki persamaan dengan gangguan jiwa lainnya, tetapi penderita skizofrenia tidak selalu dapat terdeteksi dengan cepat.
Beberapa gejala awal dari kondisi skizofrenia meliputi:
1.    Memiliki sifat yang eksentrik.
2.    Cenderung malas dan tidak menunjukkan emosi apapun, serta tertutup dan terisolir.
3.    Penderita skizofrenia juga cenderung mengabaikan penampilan mereka.
4.    Sering menyebutkan hal-hal yang tidak lazim.
5.    Seakan tak peduli dengan kehidupan.
6.    .Penderita skizofrenia juga sering meninggalkan hobi dan aktivitasnya, serta mengalami penurunan pada kemampuan belajar dan bekerja.

Akan tetapi, anda juga perlu mengetahui gejala dan tandanya yang terbagi menjadi empat bagian, yakni:
1. Gejala positif
Penderita penyakit skizofrenia memiliki otak yang akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan ekstrim, karena otak akan bekerja dengan tidak normal dan beraturan. Akibatnya penderita skizofrenia akan mengalami, yaitu berkhayal tinggi yang paling umum dialami, mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal, dan penderita sering salah menafsirkan sesuatu.
Kedua, halusinasi dengan melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Ketiga, gangguan pikiran seorang skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
Keempat, memiliki perilaku tidak teratur, aneh, unik, dan percis layaknya anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.
2.Gejala negatif
Gejala kedua adalah mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal, otak normal bagi penderita skizofrenia tidak aktif. Maka hal yang berbau negatif lebih cepat meresap di otaknya.
Ciri-cirinya adalah kesulitan mengekspresikan emosi yang dirasakan, tidak peduli pada lingkungan, tidak ada motivasi hidup, suka menjauhi diri dari lingkungan sosial, lebih memilih menyendiri, suka tertawa sendiri, membuang kebiasaan baik, dan sisi negatif lainnya.
Gejala negatif ini sering diidentikkan dengan rasa malas, padahal anda perlu mewaspadainya. Jangan cepat menyimpulkan keputusan, siapa tahu kesimpulan anda salah.
3.Gejala kognitif
Gejala ketiga yang membuat seorang skizofrenia semakin bersikap aneh adalah masalah dalam proses berpikir, para penderita umumnya sulit berpikir terbuka dan jernih. Tanda dan gejala yang terjadi adalah adanya masalah yang dianggap berlebihan, sangat sulit untuk berkonsentrasi, dan lambatnya menerima informasi.
4.Gejala kelumpuhan
Gejala yang terakhir terjadi apabila penderita skizofrenia dalam tahap akhir, umumnya penderita telah lama terjangkit gangguan jiwa ini. Kelumpuhan tidak seketika terjadi, hanya saja masih jarang gejala ini terdengar beritanya.
Penderita skizofrenia biasanya dapat terdeteksi dengan gejala pertama dan kedua. Namun, tetap ada hasil pemeriksaan serius medis.

Proses dan tahapan konseling keluarga

Proses dan tahapan konseling keluarga

Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena di tentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah kliennya lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga amat beragam dan bersifat emosional dan konselor harus melibatkan diri dalam dinamika konseling keluarga.
Berdasarkan kenyataan ada lima jenis relasi atau hubungan dalam konseling keluarga yaitu :
1.    Relasi seorang klien dengan konselor.
2.    Relasi satu klien dengan klien lain.
3.    Relasi konselor dengan sebagian kelompok anggota keluarga.
4.    Relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga.
5.    Relasi antar sebagian kelompok dengan sebagian kelompok anggota lain, misalnya ibu memihak anak-anak laki-laki dan ayah memihak anak perempuan.
Konselor yang profesional mempuyai karakteristik yaitu:
1.    Ilmu konseling dan ilmu lain, yang berkaitan dan berwawasan
2.    Ketrampilan konseling
3.    Kepribadian konselor yang terbuka menerima dan cerita.
Secara proses konseling berjalan menurut tahapan berikut :

A.    Pengebangan Rapport
Hubungan konseling pada tahap awal seharusnya di upayakan pengembangan rapport merupakan suatu hubungan konseling yang akbar,jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan diri klien. Hal ini dapat dilakukan jika konselor memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. Uapaya itu ditentukn oleh aspek-aspek diri konselor yakni :
1.    Kontak mata
2.    Perilaku non verbal (perilaku attending, bersahabat/akrab, hangat, luwes, keramahan, senyum, menerima, jujur/asli, penuh perhatian dan terbuka)
3.    Bahasa lisan/verbal ( sapaan sesuai dengan teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum dan bahasa lisan yang halus.
Tujuan suasana menciptak rappot dalam hubungan konseling adalah agar suasana konseling itu meruakan suasana yang memberikan keberanian kepercayaan diri klien untuk menyampaikan isi hati dan bahkan rahasia batinya kepada konselor.

B.    Pengembangan apresiasi emosional
Anggota keluarga yang sedang mengikuti konseling keluarga jika semua terlibat akan terjadi interaksi dinamik diantara mereka serta keinginan untuk memecah masalah mereka. Pada saat ini masing-masing anggota keluarga yang tainya dalam keadaan terganggu komunikasi atau bahkan dalam keadaan sakit, mulai terlihat berinteraksi diantar mereka dan dengan konselor. Mereka mampu menghargai perasaan masing-masing dan dengan keinginan agar masalah yang mereka hadapi dapat mereka seslesaikan dihapan konselor. Hal yang menggembirakan itu adalah karena kemampuan teknik penguasaan ilmu, serta kepribadian yang handal dari konselor. Ada dua teknik konseling keluarga yang efektif yaitu sculpting dan role playing. Kedua tiknik ini memberikan peluang bagi peryataan-pernyatan emosi terteka dan penghargaan terhadap luapan emosi anggota keluarga .

C.    Pengembangan alternatif modus
Aplikasi perilaku tersebut dilakukan melalui praktek di rumah. Mungkin konselor memberi suatu daftar prilaku baru yang akan di praktikan satu minggu, kemudian melaporkan sesi konseling keluarga berikut. Tugas tersebut juga di sebut home assignment (pekerjaan rumah). Proses konseling dapat terhambat terhambat kelancarannyakarena faktortata ruang. Ruang konseling yang kecil, sumpek, dan tidak menarik akan mengurngi kelancaran interpersonal setting dan suasana keintiman di antara anggota kelarga. Dengan bunga, peralatan yang menarik, cat didnding yang serasi dan peralan suara, rekaman suara dan vidio.
Meja konseling sebaiknya di meja tamu yang santai, dan tidak seperti meja dokter. Kedekatan antar konselor dengan klien lebih kurang 75% cm. Penggunaan rekaman suara juga bisa menghambat jalannya konseling, karena konselor merekam tanpa izin klien sehingga sehingga timbul keraguan kalau-kalau rahasianya terbuka. Juga ketidak percayaan klien terhadap konselor, hal mana amat penting dalam proses konseling.

D.    Fase membina Hubungan Keluarga
Fase ini amat penting dalam konseling dan keberhasilan tujuan konseling secara efektik di tentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina hubungan konseling. Di sampng itu,sikap konselor amat penting selain teknik konseling. Sikap-sikap yang penting dari konselor adalah :
1.    Acceptante, yaitu menerima klien secara iklas tanpa mempertimbangkan jenis kelamin, derajat, kekayaan, dan perbedaan agama.
2.    Unconditional positive regart, artinya menghargai klien tanpa syarat , menerima klien apa adanya ,tanpa di campuri sikap menilai, mengejek,mengkritik.
3.    Understanding yaitu konselor dapat memahami keadaan klien sebagaimana adanya.
4.    Genuine yaitu bahwa konselor itu asli dan jujur dengan dirinya sendiri, wajar dalam perbuatan dan ucapan.
5.    Empati artinya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh klien.

E.    Memperlancar tindakan positif
Fase-fase ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1.    Eksplorasi, mengeksplorasi dan menelusuri masalah, menetapkan konseling, menetapkan rencana strategis, mengumpulkan fakta, mengungkapkan perasaan-perasaan klien yang lebih dalam, mengajarkan ketrampilan baru konsolidasi, menjelajah alternatif-alternatif,  mengungkapkan perasaan-perasaan, melatih skill yang baru.
2.    Pereencanaan, mengembangkan rencana kien sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, mengurangi perasaan-perasaan yang menyedihkan/menyakitkan, terus mengkonsolidasi skill baru atau perilaku baru untuk mencapai aktivitas diri klien.
3.    Penutup, mengevaluasi hasil konseling, menutup hubungan konseling.

Landasan-landasan Bimbingan dan Konseling

Landasan-landasan Bimbingan dan Konseling

Landasan Filosofis
    Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa yunani : philos berarti cinta dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis kecintaan terhadap kebijaksanaan. Dengan kata lain, filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntansnya tentang sesuatu. Tidak ada lagi pemikiran yang lebih dalam, lebih luas, lebih tinggi, lebih lengkap, ataupun lebih tuntas dari pada pemikiran filosofis.
    Pemikiran yang paling dalam, paling luas, paling tinggi dan paling tuntas itu mengarah kepada pemahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang dipikirkan iu dikupas, diteliti, dikaji dan direnungkan segala seginya melalui proses pemikiran yang selurus-lurusnyadan setajam-tajam nya sehingga diperoleh pemahaman menyeluruh tentang hakiat keberadaan dan keadaan sesuatu. Hasil dari pemikiran yang menyeluruh itu selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang di maksudkan itu.
    Begitu juga dalam pelayanan bimbingan dan konseling di harapkan meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya di harapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran yang filosofis tentang yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan pemikiran filosofis memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuan.
Beberapa pemikiran filosofis yang terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling:
1.    Hakikat manusia
Para tokoh tersebut mengupas dari sudut pandang psikologis, peri kehidupan manusia meliputi pola pikir, persepsi, kesadaran, kepribadian, moral, kemauan, kepercayaan, dan sebagainya.
Beberapa diantara deskripsi tersebut mengemukakan:
•    Manusia adalah makhluk rasional yang mapu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
•    Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, khususnya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
•    Manusia berusaha terus menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri, khususnya melalui pendidikan.
•    Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
2.    Tujuan dan  tugas kehidupan
        Adler (1954) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah menjamin berlangsungnya eksistensi kehidupan kemanusiaan di atas bumi dan memungkinkan terselesaikanya dengan aman perkembangan manusia. Lebih jauh kesimpulan dari hasil study tentang ciri-ciri yang manusia hidupnya sehat,  Maslow (dalam witner dan sweeney,1922) menegaskan bahwa daya upaya yang keras untuk terciptanya hidup yang sehat cenderung terciptanya hidup yang sehat merupakan kecenderungan yang bersifat universal dalam kehidupan manusia. Dalam kaitan itu semua  witner dan sweeney,1922 mengajukan tentang suatu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan mempertahankan sepanjang hayat. Kedua pemikiran tersebut mengemukakan ciri-ciri hidup sehat sepanjang hayat dalam lima kategori:
a)    Spiritualitas
Dalam kategori ini agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat.agama sebagai sumber moral, etika, dan aturan-aturan formal berfungsi untuk melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia.
b)    Pengaturan diri
Seseorang yang hidup sehat akan mampu mengkoordinasikan hidupnya dengan pola tingkah laku yang bertujuan, tidak sekedar acak atau seadanya, melalui pengarahan, pengendalian, dan pengelolaan diri sendiri demi peningkatan dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
c)    Bekerja
Dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan secara ekonomis,psikologis dan keuntungan sosial.sebaliknya seseorang yang tidak mau atau tidak mampu bekerja biasanya adalah orang yang kurang berani menghadapi tantangan untuk mencapai kebahagiaan hidup.
d)    Persahabatan
Persabatan merupakan hubungan sosial baik antar individu maupun dalam masyarakat secara lebih luas yang tidak melibatkan unsur-unsur perkawinan dan keterkaitan ekonomis.


e)    Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung amat lebih intim, salingg mempercayai, saling terbuka, saling bekerja sama, dan saling berkomitmen yang kuat.
Landasan Religius
    Dalam pembahasan tentang landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokokyaitu :
1)    Keyakinann bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk ciptaan tuhan
2)    Sikap yang mendorong perkembangan dan peri kehidupan manusian berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
3)    Upaya yang memungkinkan berkembang dan di manfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya ( termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan Psikologis
Psikologim merupakan kajian dari tingkah laku individu. Landasan psikologi dalam bimbingan dan konseling memberi pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien yang perlu di ubah atau di kembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinnya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang di kehendakinya.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu di kuasai yaitu tentang :
1)    Motif dan motifasi
2)    Pembawaan dasar dan lingkungan
3)    Perkembagan individu
4)    Kepribadian
Landasan Sosial Budaya
    Salah satu dari dimensi kemanusiaan itu adalah dimensi kesosialan. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri. Dimana pun dan bilamana pun manusia senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan,perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok itu manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur tentang hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosal mereka. Ketentuan itu biasanya berupa nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpandu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya.Rujukanitumelebihi proses belajar di wariskankepadagenerasipenerus yang akanmelestarikannya. Karenaitumasyarakatdankebudayaannyaitusesungguhnyamerupakanduasisimatauangdarisatumatauang yang sama (budhiSantoso, 1992), yaitusisigenerasituasebagaipewarisdansisigenerasimudasebagaipenerus.
LandasanIlmiahdanTeknologi
    Pelayanabimbingandankonselingmerupakankegiatan professional yang memilikidasar-dasarkeilmuan, baik yang menyangkutteori-teorinya, pelaksanaaankegiatanyamaupunpengembangan-pengembanganpelayananitusecaraberkelanjuan.
1.    KeilmuanBimbingandanKonseling
Dengandemikianilmubimbingadankonselingadalahberbagaipengetahuantentangbimbingandandankonseling yang tersusunsecaralogisdansistematik.Sebagailayaknyailmu-ilmu yang lain, ilmubimbingandankonselingmempunyaiobjekkajiansendiri, metodepengendalianpengetahuan yang menjadiruanglingkup, dansistematikapemaparannya.
Objek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang di berikan kepada individu yang mengacu pada empat fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, pengentasan, pemeliharaan/pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan dan konseling dapat di gunakan berbagai cara/ metode seperti pengamatan, wawancara, analisis, document (riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai objek kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.
2.    Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
        Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial,artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu evaluasi dan statistik memberikan pemahaman dan teknik-teknik. Hal itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.
3.     Pengembangan Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian
        Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat di kembangankan di belakang meja, melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang lebih lengkap dan teruji di dalam praktek ialah apabila pemikiran dan perenungan itu memperhatika hasil-hasil penelitian di lapangan. Dengan demikian melalui penelitian suatu teori dan praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan atau keefektifan/keefisienanannya di lapangan.
Landasan Pedagogis
        Setiap masyarakat tanpa terkecuali senantiasa menyelenggarakan pendidikan denga berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsunga hidup mereka. Boleh dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal yang berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial (Budi Santoso, 1992).
1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu: bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan.
    Pendidikan adalah upaya memausiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan memperkembangkan dimensi keindividuannya, kesosialannya,kesusilaannya
2). Pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling
    Bimbingan dan konseligng mengembangkan proses belajar yang di jalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan bimbingan dan konseling secara meluas di amerika serikat.
3). Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling
    Tujuan bimbingan dan konseling di samping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat di mengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karir, kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semua untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Borders dan drury, 1992)